Review Film Pengabdi Setan 2, Datangnya Kehadiran Teror Sang Ibu
Rasa rindu para penikmat film horror di Indonesia akhirnya dapat terobati dengan menunggu kurang lebih lima tahun. Film yang paling di nanti-nanti, yaitu Pengabdi Setan 2: Communion.
Kelanjutan dari film sebelumnya yaitu Pengabdi Setan (2017), yang menceritakan kematian sang Ibu Mawarni Suwono yang diperankan oleh Ayu Laksmi dan hilangnya Ian (Muhammad Adhiyat). Nyatanya teror menakutkan tersebut belum selesai begitu saja. Nah, darisinilah teror ibu kembali datang.
Sinopsis Film Pengabdi Setan 2: Communion
Pada cerita film Pengabdi Setan 2, memberikan kisah Rini yang diperankan oleh Taro Basro, Toni (Endy Arfian), Bondi (Nasar Anuz), serta Bapak Bahri Suwono (Bront Palarae) yang memutuskan untuk pindah ke rumah susun. Mereka semua mengambil keputusan untuk pindah ke rumah susun yang padat penduduk setelah teror mematikan sebelumnya dirumah mereka di film sebelumnya.
Teror yang dilakukan sang Ibu tetap kembali datang menghampiri mereka. Ada hal-hal yang aneh dan tidak terduga mulai muncul yang mengakibatkan mereka kembali ketakutan. Sampai pada suatu malam, Rini dan adik-adiknya terpaksa kembali untuk menyelamatkan diri dari sang iblis.
Baca Juga: Review Film Sumala: Horor Intens, Brutal, dan Berdarah
Film Terlihat Lebih Menegangkan dari Pengabdi Setan Pertama
Joko Anwar harus membutuhkan waktu yang panjang dalam pembuatan film Pengabdi Setan 2: Communion dari film pertamanya. Dirinya ingin sekuel film ini lebih memiliki nilai tinggi dari sebelumnya.
Apabila kamu sudah menonton film Pengabdi Setan 2, omongan tersebut bukanlah hanya sekedar promosi saja. Film ini juga lebih menegangkan dari sebelumnya, karena terlihat dari alur cerita, angle kamera sampai jump scare yang membuat para penonton heboh. Jika kamu ingin mengetahui apa daya Tarik karya terbaru dari Joko Anwar ini, kamu harus menontonnya secara langsung agar tidak kena spoiler.
Pengalaman menonton yang tidak dapat kamu lupakan dari film Pengabdi Setan 2: Communion ini merupakan film horor yang luar biasa dari film pertamanya. Para penonton akan dibuat ketakutan, serta keseruan dan kesenangannya saat menonton. Gak perlu basa-basi lagi, Guys!
Sinematografi yang Patut Dikasih Apresiasi Setinggi Langit!
Ical Tanjung yang merupakan sinematografi pada film ini harus diberikan apresiasi setinggi-tingginya! Pasalnya penonton akan dibuat seakan-akan hadir di rumah susun dan mendapat teror Ibu secara langsung.
Perpindahan angle kamera selalu memberikan kesan menegangkan sekaligus penasaran. Kualitas teknis pada pengambilan kamera juga terlihata lebih bagus dari film pertamannya. Benar sekali apa yang dikatakan Bang Joko memang sudah memikirkan matang-matang karena pembuatan film Pengabdi Setan 2: Communion membutuhkan proses yang panjang.
Film ini sendiri memiliki durasi sekitar 120 menit tentunya para penonton akan dibuat tidak berasa saat menontonnya. Pasalnya, pengambilan angle kamera yang sangat bagus membuat para penontonnya nyaman. Ya, terkecuali saat ada Ibu datang. Mau tidak mau Reviewters harus menututup mata saat menontonnya.
Baca Juga: Review The Conjuring: Last Rites, Penutup Saga 12 Tahun
Memiliki Cerita yang Padat Tanpa Adanya Drama Berlebihan
Alur cerita yang padat tentu hanya ada di film Pengabdi Setan 2: Communion ini. Poin-poin penting serta masalah yang diberikan kepada para penontonnya terlihat tidak berlebihan. Ceritanya padat namun sukses membuat para penontonnya sesak napas saat di dalam bioskop.
Hal yang membuat film ini menarik, yaitu Joko Anwar memberikan latar belakang para pemain terbarunya yang hadir di film ini. Nama-nama pemain baru tersebut, yaitu Jourdy Pranata, Muzakki Ramdhan, hingga Ratu Felisha yang nantinya akan dijelaskan seperti apa kehidupannya. Agar nantinya kamu paham dan tidak penasaran bagaimana latar belakang mereka, lebih baik langsung nonton filmnya aja, deh!
Baca Juga: Review Bring Her Back, Horor Brutal yang Bikin Ngilu
Jump Scare Sampai Gore di Pengabdi Setan 2 Memiliki Potensi yang Membuat Penonton Kesulitan Napas!
Jantung para penonton akan dibuat berdebar karena banyak jump scare yang membuat para penontonnya kaget. Joko Anwar juga ingin terlihat para penontonnya memberikan napas sedikit menjelang jump scare. Pastinya teriakan dari para penontonnya di bioskop mewakili suasanya di dalamnya.
Namun jika kita bicara tentang gore di film ini tergolong masih aman, ya. Film Pengabdi Setan 2 memiliki rating 13+, jadi bisa ditonton untuk orang yang berumur tiga belas tahun. Film ini tidak terlalu menampilan adegan banyak darah, tetapi sekalinya ada siap-siap kamu akan teriak sekencang-kencangnya.
Baca Juga: Review The Conjuring: Last Rites, Penutup Saga 12 Tahun
Kualitas Makeup Artis dan Properti Juara
Tidak hanya sinematografinya saja yang berkualitas, kostum serta makeup para pemainnya juga perlu dikasih apresiasi. Khususnya untuk para kru makeup pocong di film ini. Telihat nyata, menakutkan dan buat kaget.
Ada juga beberapa property lainnya yang sangat mendukung penonton untuk masuk ke dalam suasana tahun 1955 dan 1984. Hasil dari film ini memang sangat bagus dan Bang Joko juga tidak sia-sia untuk mencari bus tingat serta rumah susun karena memang film ini top.
| Kategori | Rating | Deskripsi |
|---|---|---|
| Visual & Atmosfer | ⭐⭐⭐⭐ (4/5) | Setting rumah susun tua bikin nuansa horornya lebih nyata. Pencahayaan dan detail visual mendukung suasana seram dari awal sampai akhir. |
| Cerita & Alur | ⭐⭐⭐½ (3.5/5) | Kisahnya masih fokus ke Rini dan keluarga yang pindah ke rusun. Alurnya cukup padat, meski ada beberapa bagian terasa lambat. |
| Akting Pemain | ⭐⭐⭐⭐⭐ (5/5) | Tara Basro kembali solid sebagai Rini. Chemistry dengan para pemain lain bikin cerita keluarga ini tetap jadi inti dari teror. |
| Horor & Intensitas | ⭐⭐⭐⭐½ (4.5/5) | Jumpscare khas Joko Anwar masih efektif. Adegan lift jadi highlight yang bikin penonton tegang sekaligus trauma. |
| Rewatch Value | ⭐⭐⭐ (3/5) | Cocok ditonton ulang buat ngulik detail kecil dan simbolisme. Tapi karena cukup berat dan intens, mungkin nggak semua orang mau cepat nonton lagi. |
Terdapat Pertanyaan-pertanyaan di akhir Film
Sesaat menonton film Pengabdi Setan 2 ini pasti tidak sedikit para penontonnya memiliki banyak pertanyaan. Rasanya kalau boleh ada permintaan, ingin dibuatkan lagi film sekuel lanjutannya.
Rasa penasaran yang ada di benak para penonton tentunya belum selesai hanya dengan menonton Pengabdi Setan 2: Communion. Ending yang dipilih oleh Joko Anwar merupakan pilihan yang sangat tepat. Para penontonnya akan dibuat ketagihan setelah menonton film ini, tapi masih ada yang kurang lengkap nih, Bang Joko!
Menurut Reviewters pada film Pengabdi Setan 2 ini memang sangat layak untuk mendapatkan jumlah penonton lebih dari film prekuelnya yang berhasil mendapatkan 4.206.103 penonton. Semoga saja minimal film sekuel dari teror ini bisa mendapatkan sampai 5 juta penonton, ya!
Jadi, apakah kamu sudah siap untuk bertemu dengan Ibu?
FAQ – Pengabdi Setan 2
1. Film ini lanjutan dari cerita apa?
Film ini adalah sekuel dari Pengabdi Setan (2017) karya Joko Anwar. Ceritanya masih berfokus pada Rini dan keluarganya setelah kejadian mengerikan di film pertama.
2. Siapa aja pemain utamanya?
Masih dibintangi Tara Basro (Rini), Endy Arfian (Tony), Bront Palarae (Bapak), dan ada tambahan karakter baru yang bikin ceritanya makin kompleks.
3. Bedanya sama film pertama?
Kalau di film pertama horornya lebih fokus ke rumah dan keluarga, di film kedua setting-nya pindah ke rumah susun tua. Suasananya lebih luas, lebih ramai, tapi justru horornya makin terasa nyata.
4. Ceritanya gimana?
Film berlanjut dengan Rini dan adik-adiknya yang pindah ke rumah susun, tempat yang dianggap lebih aman dibanding rumah lama mereka. Dari situlah teror baru muncul, bahkan lebih ngeri dari sebelumnya.
5. Kenapa disebut Datangnya Kehadiran Teror Sang Ibu?
Karena inti ceritanya adalah kembalinya sosok Ibu dalam wujud horor yang lebih intens, bikin penonton merinding sekaligus penasaran.
6. Ada adegan yang bikin heboh?
Banyak! Apalagi beberapa adegan di lift rusun yang jadi ikonik banget. Ditambah jumpscare khas Joko Anwar yang sukses bikin jantung deg-degan.
7. Apakah film ini cocok untuk semua umur?
Karena ada banyak adegan horor yang disturbing, film ini lebih cocok buat penonton remaja dan dewasa. Anak-anak jelas butuh pendampingan kalau nonton.
8. Bagaimana reaksi penonton dan kritikus?
Mayoritas penonton puas karena film ini lebih besar skalanya, lebih mencekam, tapi tetap punya cerita emosional tentang keluarga. Kritikus juga memuji eksekusi visual dan atmosfernya.
9. Worth it buat ditonton ulang?
Iya banget. Karena banyak detail kecil dan simbolisme di sepanjang film yang baru kerasa kalau ditonton ulang.





