Review The Conjuring: Last Rites, Penutup Saga 12 Tahun
![]() |
The Conjuring: Last Rites. Sumber: IMDb.com |
The Conjuring: Last Rites kayaknya emang dibuat khusus buat para fans setia semesta The Conjuring, bukan buat pecinta film horor secara umum.
Buat yang bukan fans The Conjuring Universe, bisa jadi film ini bakal terasa hambar, agak datar, dan efek horornya nggak terlalu ngefek.
Tapi buat kamu yang udah lama ngikutin kisah Ed dan Lorraine Warren, film yang ditulis Ian Goldberg, Richard Naing, dan David Leslie Johnson-McGoldrick, berdasarkan cerita dari James Wan bareng Johnson-McGoldrick bisa jadi penutup manis setelah 12 tahun perjalanan.
Kalau dilihat objektif, naskah garapan tiga penulis ini sebenernya cukup standar. Alurnya masih ngikutin pola dari delapan film sebelumnya, terutama yang pertama sampai ketiga dari seri The Conjuring.
Bisa dibilang, Last Rites nggak kasih kejutan apa pun dari sisi alur maupun cerita. Bedanya, trio penulis kasih porsi lebih banyak ke drama keluarga, baik keluarga Warren maupun keluarga Smurl.
Nuansa drama keluarga ini sebenernya udah mulai kelihatan dari The Conjuring: The Devil Made Me Do It (2021), terus berlanjut di The Nun II (2023). Hasilnya, nuansa horornya jadi agak berkurang gregetnya.
Di The Conjuring: Last Rites, porsi drama keluarganya makin gede lagi. Kerasa banget kayak film drama keluarga yang ditambahin horor, bukannya film horor yang nyelipin drama.
Apalagi trio penulis bener-bener ngulur cerita buat ngebawa penonton ke momen pertemuan dua keluarga itu. Alhasil, durasi filmnya jadi lumayan panjang sekitar dua jam lebih 15 menit.
Baca Juga: Review Bring Her Back, Horor Brutal yang Bikin Ngilu
Teror horor yang muncul di paruh pertama film lebih kerasa kayak "cubitan kecil" aja sekadar bikin penonton tetap melek sampai akhirnya dua keluarga itu dipertemukan.
Sebagai sutradara, Michael Chaves seolah sengaja nunjukin sisi eksperimentalnya lewat The Conjuring: Last Rites. Maklum, ini kan bukan pertama kalinya dia main di semesta ini setelah sebelumnya ngerjain The Conjuring 3 dan The Nun II.
Di beberapa bagian Last Rites, ada adegan yang menurutku nggak perlu-perlu banget dikasih banyak eksperimen kamera. Soalnya malah bikin fokus penonton buyar dan emosi ke ceritanya jadi kurang dapet.
Michael Chaves juga keliatan terlalu sibuk nunjukin gaya visual sama teknik pengambilan gambar, tapi kurang ngejaga roh dan rasa dari cerita itu sendiri. Hasilnya, film ini jadi kerasa agak hambar, kayak makan dada ayam goreng tanpa saus, seret.
Ada catatan sih, tapi aku tetep bisa nikmatin drama keluarga yang ditonjolin di The Conjuring: Last Rites. Toh, jelas banget kalau film ini memang ditujukan buat para fans setia saga The Conjuring.
Cuma ya, kalau ngomongin niat James Wan, Michael Chaves, trio penulis, dan produser Peter Safran buat bikin penutup yang emosional buat The Conjuring Universe, menurutku sih hasilnya masih belum sampai di titik itu.
Baca Juga: Review Film Exhuma (2024): Horor Mistis Korea yang Lagi Viral
Sebenernya ceritanya punya unsur yang bisa bikin penonton terbawa emosi, tapi sayangnya belum cukup kuat buat benar-benar bikin hati kebolak-balik.
Yang justru terasa paling manis malah kehadiran beberapa karakter lama di bagian akhir film. Itu sih jelas jadi fan service terbaik dari James Wan dan timnya buat para penggemar.
Bagian cerita yang nggak terlalu horor ini malah berasa kayak reuni sama teman lama setelah 12 tahun berpisah. Rasanya hangat, indah, sekaligus bikin keinget lagi sama potongan-potongan cerita di masa lalu.
Aku juga apresiasi banget sama tim kreatif karena akhirnya balik lagi fokus ke Ed dan Lorraine Warren sebagai pusat dari semesta The Conjuring di penutup cerita ini.
Kalau kelanjutan kisahnya dibawa lewat Judy dan Tony, kayaknya semesta The Conjuring bakal kehilangan rasa asli dan jadi nggak seseru ini lagi. Kalaupun ada rencana lain, mungkin lebih cocok kalau dibikin dengan format berbeda.
Soal akting Patrick Wilson dan Vera Farmiga sebagai Ed dan Lorraine Warren, kayaknya udah nggak perlu dibahas panjang lebar lagi. Mereka berdua udah terlalu nyatu sama karakter ini, sampai rasanya susah banget ngebayangin Wilson dan Farmiga tanpa bayangan pasangan Warren.
Kategori | Rating | Deskripsi |
---|---|---|
Visual & Sinematografi | ⭐⭐⭐½ (3.5/5) | Ada beberapa eksperimen kamera menarik, tapi kadang malah bikin fokus ke cerita jadi buyar. Nuansa horor kurang dapet. |
Cerita & Alur | ⭐⭐⭐ (3/5) | Ceritanya standar, lebih banyak drama keluarga dibanding horornya. Buat fans setia Conjuring Universe mungkin masih oke. |
Akting Pemain | ⭐⭐⭐⭐⭐ (5/5) | Patrick Wilson & Vera Farmiga udah terlalu nyatu dengan karakter Ed dan Lorraine Warren. Chemistry mereka tetep juara. |
Aksi & Horor | ⭐⭐⭐ (3/5) | Teror horornya lebih kayak “cubitan kecil” aja. Nggak semenegangkan film pertama, tapi masih ada beberapa jump scare yang efektif. |
Rewatch Value | ⭐⭐⭐½ (3.5/5) | Bisa ditonton ulang kalau kamu fans berat, apalagi buat nostalgia sama karakter-karakter lama yang muncul lagi. |
Ujung-ujungnya, The Conjuring: Last Rites bukanlah penutup yang heboh dari segi horornya. Tapi film ini lebih terasa kayak momen perpisahan yang tenang, manis, dan penuh kehangatan, baik untuk 12 tahun perjalanan saga ini maupun untuk pasangan ikonis di dunia horor, Ed dan Lorraine Warren.
FAQ seputar The Conjuring: Last Rites
Q: Film The Conjuring: Last Rites ini cocok buat siapa sih?
A: Kalau kamu fans berat The Conjuring Universe, wajib banget nonton. Tapi kalau bukan pengikut setianya, mungkin bakal kerasa agak datar.
Q: Horornya serem nggak?
A: Jujur aja, horornya nggak seintens film-film awal The Conjuring. Lebih banyak drama keluarga yang ditonjolin di sini.
Q: Durasi filmnya berapa lama?
A: Lumayan panjang, sekitar 2 jam 15 menit. Jadi siapin camilan biar nggak bosan.
Q: Ed dan Lorraine Warren masih jadi fokus utama nggak?
A: Iya banget! Bahkan bagian penutup film ini lebih berasa kayak tribute buat mereka.
Q: Worth it ditonton nggak?
A: Kalau kamu udah ngikutin saga ini dari awal, wajib banget sih. Rasanya kayak ikut nutup perjalanan panjang 12 tahun bareng Ed dan Lorraine.