BREAKING NEWS

Review Film Talk to Me

Review Film Talk to Me
Sumber: IMDb.com

Pertama, Reviewters nggak nyaranin Talk to Me buat kamu yang masih menjalani perawatan atau baru aja dinyatakan pulih dari masalah kesehatan mental.

Terus, film karya si kembar Danny dan Michael Philippou dari Australia ini juga kurang cocok buat kamu yang masih susah move on dari trauma, gampang kebayang adegan-adegan sadis ala Final Destination, atau yang fobia darah.

Talk to Me (2023)

Genre

Horror, Thriller, Supernatural

Cast

Sophie Wilde, Alexandra Jensen, Joe Bird, Otis Dhanji, Miranda Otto

Directors

Danny Philippou, Michael Philippou

Release Date

28 July 2023

Poster Film Talk to Me (2023)
Rating ★★★★☆ (4/5)

Menurut Reviewters, film yang digarap Danny bareng Bill Hinzman dari ide Daley Pearson ini langsung nyentil perasaan siapa aja yang masih sensitif sama dua hal tadi, bahkan dari awal film udah kerasa.

Jelas banget kalau Philippou bersaudara sama Hinzman nggak setengah-setengah. Mereka total bikin horor yang bikin kita merinding dan kadang malah bikin nggak nyaman saking tegangnya.

Selama sekitar 95 menit, Talk to Me bener-bener nyedot perhatian, cocok banget buat yang pengen film yang bikin nahan napas dari awal sampai akhir.

Jadi wajar aja kalau Talk to Me serasa jadi pesta yang udah lama ditunggu sama pecinta horor brutal ala Final Destination atau Saw, atau siapa pun yang doyan horor tanpa banyak aturan.

Baca Juga: Review The Curse of La Llorona: Turunnya Kualitas Horor Conjuring

Selama 95 menit, duo Philippou dan Hinzman berhasil nyusun cerita yang rapet banget dari perkenalan, konflik, tragedi, sampai penutup semuanya dibalut horor dan gore yang nyaris nggak kasih jeda buat napas.

Film ini bukan tipe horor yang penuh adegan bunuh-membunuh atau penyiksaan sadis. Talk to Me justru nunjukin gimana ngerinya halusinasi dan main sama dunia lain dengan cara yang tetap terasa brutal.

Sebenernya film yang bikin tekanan psikologis ke penonton udah banyak, contohnya Blonde yang ceritanya soal depresi dan lumayan nguras mental Reviewters waktu nonton.

Buat Reviewters pribadi, Talk to Me paling pas jadi gambaran istilah "devils in me" yang sering diceritain orang-orang dengan masalah kesehatan mental, termasuk skizofrenia.

Sebagai pecinta horor, Reviewters suka banget cara duo Philippou menampilkan dunia gaib dan para penghuninya. Ditambah tata rias dan prostetik yang keren dari tim makeup dan kostum, film ini jadi horor yang justru terasa seru buat dinikmati.

Pas lagi asik menikmati horornya, tiba-tiba si kembar Philippou kayak nyodok Reviewters dari belakang lewat adegan super brutal. Nggak ada peringatan, nggak ada musik tanda-tanda, langsung hajar!

Reviewters sampai ketawa kesal sekaligus kagum sama cara usil mereka ngeracik Talk to Me. Rasanya bener-bener kayak naik roller coaster yang jalurnya diselimuti kabut, kita nggak bakal tahu kapan keretanya naik, turun tajam, atau muter tiba-tiba.

Naskah yang rapet dan efisien ini jadi bukti kalau film nggak harus berdurasi lebih dari 100 menit buat bisa bawa emosi penonton masuk ke ceritanya.

Reviewters juga salut banget sama cara Danny Philippou dan Bill Hinzman ngebentuk para karakternya. Konflik dan hubungan antarkarakternya digarap sedalem itu sampai rasanya nggak ada tokoh yang benar-benar orang baik di cerita ini.

Baca Juga: Review The Nun II: Teror Baru di Semesta The Conjuring

Reviewters yakin deh, setiap karakter di film ini pasti dapet minimal satu sumpah serapah dari penonton gara-gara ulah mereka yang bikin kekacauan di Talk to Me.

Hubungan yang ribet plus tingkah para karakternya emang bikin kita refleks ngomel tanpa mikir panjang. Justru itu yang bikin kita kebawa arus emosi yang diracik Danny Philippou dan Bill Hinzman.

Performa Sophie Wilde sebagai Mia jadi kunci penting kenapa naskah garapan Danny dan Bill bisa bener-bener ngaduk emosi penonton. Aktingnya yang kayak serigala berbulu domba sekaligus korban bikin Reviewters angkat topi, dia keren banget.

Nggak ketinggalan, salut juga buat Joe Bird yang meranin Riley. Masih muda, tapi aktingnya di Talk to Me total abis dan sukses bikin deg-degan.

Reviewters juga mau kasih jempol buat tim rias, editing, dan sinematografi. Mereka berhasil banget ngehidupin ide-ide liar Danny dan Michael Philippou bareng Bill Hinzman jadi sesuatu yang terasa nyata di layar.

Di balik semua kengerian ceritanya, Talk to Me bikin Reviewters sadar dua hal. Pertama, perfilman Australia bisa jadi penyegar di tengah cerita-cerita Hollywood yang belakangan mulai terasa monoton.

Kedua, Talk to Me juga nunjukin betapa ngerinya pengalaman yang dialami atau disaksikan orang dengan gangguan kesehatan mental. Ngeliat gimana para karakternya memandang hidup mereka bikin Reviewters makin yakin: masalah kesehatan mental itu sama sekali bukan bahan bercandaan.

FAQ – Talk to Me (2022)

1. Apa sih Talk to Me itu?
Film horor asal Australia garapan duo kembar Danny & Michael Philippou bareng penulis Bill Hinzman. Ceritanya tentang sekelompok remaja yang main-main dengan dunia roh lewat sebuah tangan keramik misterius, dan tentu saja keadaan jadi kacau.

2. Kenapa film ini banyak dibicarakan?
Karena Talk to Me bukan sekadar jump scare. Horornya nyerang ke psikologis, bikin penonton ngerasa tegang, nahan napas, bahkan mikir soal kesehatan mental.

3. Apakah filmnya penuh adegan sadis?
Nggak kayak Saw atau Final Destination yang penuh gore, tapi ada beberapa adegan brutal yang muncul tanpa peringatan. Jadi tetap siap mental, ya.

4. Siapa pemain yang paling menonjol?
Sophie Wilde sebagai Mia jadi pusat cerita dan berhasil banget menampilkan sisi rapuh sekaligus menyeramkan. Joe Bird sebagai Riley juga nyuri perhatian lewat aktingnya yang total.

5. Durasi filmnya berapa lama?
Sekitar 95 menit. Ringkas, padat, dan tetap berhasil membawa emosi penonton naik turun kayak roller coaster.

6. Apa pesan pentingnya?
Selain seru, film ini nyentil soal kesehatan mental, ngasih gambaran betapa seriusnya gangguan mental dan dampaknya pada cara seseorang memandang hidup.

7. Cocok ditonton siapa?
Buat pecinta horor yang tahan adegan mencekam dan nggak gampang kaget. Kalau kamu sensitif sama tema kesehatan mental atau gampang kebayang adegan mengerikan, sebaiknya pikir-pikir dulu.

Posting Komentar