Review Pirates of the Caribbean: Arah Baru Petualangan Jack Sparrow
|
| Sumber: IMDb.com |
Setelah sempat mengecewakan di film keempatnya, Disney akhirnya kembali dengan petualangan baru melalui sekuel kelima Pirates of the Caribbean: Dead Men Tell No Tales. Kali ini, jalan ceritanya terasa lebih megah dan penuh aksi dibanding sebelumnya.
Seperti review-review sebelumnya, ulasan ini dijamin bebas spoiler. Pembahasan hanya mencakup hal-hal yang sudah muncul di trailer resmi dan informasi umum yang tersedia, sehingga tetap aman bagi yang belum menonton.
Bagi kamu yang masih ragu dengan kualitas ceritanya atau masih bimbang apakah film ini layak ditonton di bioskop, lanjutkan saja membaca review Pirates of the Caribbean: Dead Men Tell No Tales.
Sekuel ini melanjutkan kisah dari At World’s End, yang sebelumnya diakhiri dengan pertemuan William Turner bersama istri dan putranya, Henry Turner. Seperti yang sudah terlihat dalam cuplikan trailer, kini Henry telah tumbuh dewasa dan mengikuti jejak ayahnya sebagai seorang pelaut.
Naasnya, kapal yang ditumpangi Henry memasuki wilayah berbahaya yang dikenal sebagai Segitiga Iblis. Di tempat itu, Armando Salazar dan pasukannya muncul secara tiba-tiba dan membantai seluruh awak kapal tanpa perlawanan berarti.
Saat menelusuri kapal, Salazar menemukan selebaran buronan Jack Sparrow. Mengetahui bahwa Henry mengenal Jack, ia pun menitipkan sebuah pesan sebelum menghilang. Setelah selamat dari insiden mengerikan itu, Henry memulai perjalanan panjang untuk menemukan Jack Sparrow dan Trisula Poseidon satu-satunya kekuatan yang diyakini mampu menghentikan Salazar.
Kombinasi Epik antara Tegang dan Menghibur
|
| Sumber: IMDb.com |
Kalau boleh jujur, film kali ini terasa seperti kembali ke gaya klasiknya. Aksi para bajak lautnya tetap keren dan bikin kagum, tapi di sisi lain juga penuh momen kocak yang susah banget buat nggak ketawa. Dari awal aja, udah banyak adegan lucu yang sukses mencairkan suasana.
Bagian komedinya juga makin terasa karena beberapa karakter lama muncul lagi. Ada Jack si monyet yang usil, si mungil Marty, duo prajurit konyol Mulroy dan Murtogg, sampai Scrum, mantan anak buah Blackbeard. Obrolan mereka yang khas ala bajak laut, kadang nyeleneh tapi masih aman, bikin film ini jadi makin hidup dan seru buat ditonton bareng teman.
Seperti yang sudah jadi ciri khasnya, Pirates of the Caribbean masih mengandalkan aksi-aksi nekat Jack Sparrow yang selalu selamat berkat keberuntungan ajaibnya. Kadang memang terasa terlalu kebetulan, tapi justru di situlah letak serunya, tetap lucu dan tetap terasa seperti film PoTC yang kita kenal.
Soal adegan kekerasan, sebenarnya masih tergolong aman untuk ditonton. Tapi, perlu diingat, ada satu-dua momen singkat yang menampilkan potongan tubuh manusia sebagai properti. Nggak lama kok, cuma beberapa detik, tapi tetap lumayan bikin merinding.
Baca Juga: Review Film Stranger Things 4 Vol 1: Cerita Kian Gelap dan Rumit
Plot Familiar yang Mulai Kehilangan Kejutan
|
| Sumber: IMDb.com |
Meski Jack Sparrow masih jadi karakter utama, kali ini perannya terasa agak tenggelam dibanding tokoh lain. Ia nggak sekuat dan segigih seperti biasanya, bahkan kesannya kurang punya motivasi meski sedang dikejar maut. Johnny Depp tetap tampil total seperti biasa, tapi karena porsi ceritanya berkurang, sosok Jack jadi terasa kurang berpengaruh dibanding di film-film sebelumnya.
Hal yang sama juga terjadi pada Kapten Barbossa dan Salazar. Di awal, keduanya digambarkan begitu bengis dan menakutkan, benar-benar musuh yang nggak kenal ampun. Tapi menjelang akhir film, arah karakter mereka malah berubah drastis, seolah jadi orang yang sama sekali berbeda dari kesan pertama.
Untungnya, kekurangan tadi cukup tertolong berkat kehadiran dua karakter baru: Henry Turner dan Carina Smyth. Dua-duanya tampil kuat dan bersemangat, bahkan berhasil menarik perhatian penonton sejak awal sampai akhir. Mereka sama-sama keras kepala dan nggak gampang nyerah demi mencapai tujuan masing-masing, yang ternyata punya arah mirip tapi dengan motivasi berbeda.
Yang paling menarik justru reaksi Carina setiap kali berhadapan dengan hal-hal di luar nalar, seperti saat ia bertemu arwah kru kapal Silent Mary. Momen itu jadi salah satu bagian yang bikin karakter Carina terasa hidup dan mudah diingat.
Baca Juga: Review Film Sumala: Horor Intens, Brutal, dan Berdarah
Klimaks yang Terasa Datar dan Kurang Emosional
Berbeda dengan tiga film pertamanya yang dulu gampang banget diikutin dari awal sampai akhir, kali ini ceritanya terasa agak berantakan. Perubahan sikap karakter yang tiba-tiba dan beberapa adegan yang sebenarnya nggak terlalu penting malah bikin alurnya susah dinikmati, terutama di paruh kedua film. Interaksi antar tokohnya juga terkesan buru-buru dan kurang natural.
Untuk bagian aksinya pun sayangnya nggak sekuat yang diharapkan. Menjelang klimaks, tensinya menurun drastis. Aku sendiri sempat berharap bakal ada momen epik dari trio Jack, Carina, dan Henry, tapi cara mereka mengalahkan Salazar malah terasa datar dan kurang greget.
Yang paling bikin kecewa justru bagian munculnya Barbossa di akhir pertarungan. Alih-alih terasa alami, adegannya malah kelihatan dipaksakan, seolah cuma dibuat supaya perubahan sikap Barbossa punya alasan di cerita. Jadi, momen yang seharusnya bisa jadi emosional malah terasa nanggung.
Baca Juga: Review Superman 2025, James Gunn Hidupkan DC Universe Baru
Petunjuk untuk Lanjutan Cerita
|
| Sumber: Disney.id |
Walau jalan ceritanya terasa agak membosankan di beberapa bagian, sebaiknya jangan langsung berdiri setelah film selesai. Tetap duduk dulu sampai credit scene berakhir, karena ada sedikit kejutan yang sayang banget kalau dilewatkan.
Meskipun trailer-nya sempat menegaskan kalau ini adalah petualangan terakhir Kapten Jack Sparrow, sutradara Joachim Rønning justru bilang kalau Dead Men Tell No Tales sebenarnya bukan penutup, melainkan awal dari babak akhir kisah Jack dan teman-temannya.
Dan ternyata benar. Setelah credit scene selesai, muncul sebuah cuplikan pendek yang menampilkan siluet makhluk misterius, sosok yang pasti langsung dikenali para penggemar Pirates of the Caribbean. Ia terlihat membawa kerang dan muncul di rumah keluarga Turner, seolah memberi tanda akan datangnya bahaya baru. Dari situ bisa ditebak kalau sekuel berikutnya kemungkinan besar akan berfokus pada keluarga Turner dan kisah mereka selanjutnya.
Baca Juga: Review Film Interstellar Sub Indo, Karya Nolan Terbaik
Pendapat Akhir
Kalau dilihat dari sisi hiburan, Dead Men Tell No Tales sebenarnya bukan film yang jelek. Malah cukup menghibur, terutama buat kamu yang suka aksi seru dengan bumbu komedi khas bajak laut yang kadang agak nyeleneh. Visualnya keren, adegan berantemnya seru, dan tingkah lucu kru Jack Sparrow juga bikin film ini enak banget ditonton tanpa harus mikir berat, tipe film popcorn yang cocok buat santai.
Sayangnya, alur ceritanya terasa berantakan. Perubahan karakter yang tiba-tiba dan interaksi antar tokoh yang terkesan buru-buru bikin film ini kehilangan keseimbangan. Bahkan Jack Sparrow sendiri, yang biasanya jadi pusat perhatian, kali ini kalah menonjol dibanding Henry dan Carina yang justru tampil lebih kuat dan bersemangat. Andai motivasi Jack sekuat di seri kedua dan ketiga, mungkin cerita film ini bakal jauh lebih berkesan.
Sebagai penutup, aku kasih nilai 70 untuk film ini. Sebagai awal dari trilogi baru, sebenarnya film ini nggak bisa dibilang buruk. Tapi akan cukup disayangkan kalau ternyata justru ini jadi akhir dari petualangan sang kapten nyentrik, Jack Sparrow. Dead Men Tell No Tales terasa seperti taruhan besar yang menentukan arah kisah Jack dan para bajak laut selanjutnya.
Itu dia review versi aku untuk Pirates of the Caribbean: Dead Men Tell No Tales. Kalau kamu udah nonton, gimana menurutmu aksi para bajak laut kali ini? Yuk, ceritain pendapatmu di kolom komentar!
Baca Juga: Review Film Doctor Strange in the Multiverse of Madness: Marvel Mencoba Jalur Baru
FAQ – Pirates of the Caribbean: Dead Men Tell No Tales
1. Apakah Pirates of the Caribbean: Dead Men Tell No Tales bisa dinikmati tanpa menonton seri sebelumnya?
Bisa, tapi akan lebih seru kalau kamu sudah nonton seri sebelumnya, terutama At World’s End, karena banyak karakter dan cerita yang saling terhubung.
2. Apakah film ini cocok untuk anak-anak?
Secara umum masih aman, tapi ada beberapa adegan menegangkan dan sedikit unsur kekerasan, jadi sebaiknya ditonton bersama orang dewasa.
3. Apakah Jack Sparrow masih menjadi tokoh utama di film ini?
Ya, Jack Sparrow tetap menjadi pusat cerita, meski kali ini perannya sedikit tersisih oleh karakter baru seperti Henry Turner dan Carina Smyth.
4. Apakah ada adegan post-credit di film ini?
Ada! Jangan buru-buru keluar setelah film selesai, karena ada cuplikan tambahan yang memberi petunjuk tentang kemungkinan sekuel berikutnya.
5. Apakah film ini benar-benar akhir dari petualangan Jack Sparrow?
Belum tentu. Meskipun sempat disebut sebagai petualangan terakhir, sutradara mengisyaratkan bahwa ini bisa jadi awal dari babak akhir kisah Jack dan kru-nya.
6. Genre apa yang paling menonjol di film ini?
Film ini menggabungkan aksi, petualangan, dan komedi dengan sentuhan fantasi khas dunia bajak laut.