BREAKING NEWS

Review Film Doctor Strange in the Multiverse of Madness: Marvel Mencoba Jalur Baru

Review Film Doctor Strange in the Multiverse of Madness

Sejujurnya, ketika Marvel mengumumkan Doctor Strange in the Multiverse of Madness, Sebenernya Reviewters agak ragu. Setelah Avengers: Endgame, standar film superhero terasa begitu tinggi. Pertanyaannya sederhana: apa yang bisa membuat penonton masih mau duduk manis menonton Doctor Strange? Jawabannya ternyata adalah eksperimen berani membawa nuansa horor ke dunia superhero.

Ternyata benar saja, film ini terasa berbeda. Ada momen di mana Reviewters merasa sedang menonton film Marvel pada umumnya, penuh aksi dan efek visual ciamik. Tapi di beberapa adegan, suasananya berubah gelap, bahkan mendekati horor. Kombinasi ini yang membuat film terasa unik sekaligus menimbulkan perdebatan.

Doctor Strange in the Multiverse of Madness (2022)

Genre

Action, Adventure, Fantasy, Horror

Cast

Benedict Cumberbatch, Elizabeth Olsen, Xochitl Gomez, Benedict Wong

Director

Sam Raimi

Release Date

6 Mei 2022

Poster Doctor Strange in the Multiverse of Madness (2022)
Rating ★★★★☆ (4/5)

Sinopsis: Dimensi yang Tidak Lagi Aman

Review Film Doctor Strange in the Multiverse of Madness

Cerita berawal cukup intens. Doctor Stephen Strange (Benedict Cumberbatch) bermimpi aneh tentang sosok yang mirip dirinya di alam lain. Tidak lama kemudian, ia bertemu dengan America Chavez (Xochitl Gomez), seorang remaja dengan kemampuan luar biasa: membuka portal antar dimensi.

Sayangnya, kekuatan itu membuat America jadi incaran. Ia dikejar oleh sosok yang ternyata bukan sembarangan, Scarlet Witch alias Wanda Maximoff (Elizabeth Olsen). Wanda, yang sebelumnya kita lihat di serial WandaVision, kini benar-benar terjebak dalam duka kehilangan. Obsesi untuk bertemu kembali dengan anak-anaknya menjadikannya sosok yang penuh amarah. Dari sinilah konflik besar dimulai.

Baca Juga: Eyes of Wakanda, Kisah Espionase Multiverse Wakanda yang Bikin Penasaran

Sam Raimi, Sutradara dengan Ciri Khas Horor

Review Film Doctor Strange in the Multiverse of Madness

Kalau kamu pernah menonton trilogi Spider-Man versi Tobey Maguire, pasti kenal gaya Sam Raimi. Namun, di balik itu, Raimi juga punya jejak panjang di dunia horor lewat Evil Dead. Dua latar belakang inilah yang ia bawa ke Multiverse of Madness.

Ada adegan ketika kamera bergerak cepat seolah kita ikut dikejar, ada pula momen keheningan yang tiba-tiba pecah dengan kejutan menyeramkan. Bukan horor murni, tapi cukup membuat film ini terasa beda dari tipikal film Marvel lain yang biasanya lebih ringan. Jujur, Reviewters sempat berpikir, "Ah, ini Marvel kok jadi mirip film thriller?" Tapi justru itu yang bikin seru.

Visual: Multiverse yang Benar-Benar Gila

Review Film Doctor Strange in the Multiverse of Madness

Film ini menjanjikan "madness" alias kegilaan dalam multiverse, dan pada titik tertentu janji itu terpenuhi. Ada adegan ketika Strange dan America terlempar ke berbagai realitas hanya dalam hitungan detik, mulai dari dunia penuh cat, dunia futuristik, sampai realitas yang terasa suram.

Sayangnya, bagian itu lewat terlalu cepat. Rasanya seperti sedang melihat album foto yang dibolak-balik, bukan benar-benar diajak menjelajahi tiap dunia. Padahal, potensi multiverse sangat besar untuk dieksplorasi lebih dalam. Meski begitu, beberapa adegan lain cukup menebus kekurangan tersebut. Salah satunya adalah pertarungan "musik" antara Strange melawan dirinya di dimensi lain unik, kreatif, dan jarang ada di film superhero.

Baca Juga: Review Superman 2025, James Gunn Hidupkan DC Universe Baru

Karakter: Antara Duka dan Tanggung Jawab

Doctor Strange di sini bukan hanya penyihir arogan yang pintar melontarkan mantra. Ia diperlihatkan sebagai manusia yang rentan, masih dihantui perasaan terhadap Christine Palmer. Bagi saya, ini membuatnya lebih manusiawi, meski subplot percintaannya kadang terasa hanya lewat sambil lalu.

Wanda Maximoff adalah jiwa dari film ini. Elizabeth Olsen berhasil menampilkan dua sisi: seorang ibu yang hancur dan penyihir yang tak terbendung. Ada adegan ketika Wanda berjalan di koridor dengan darah di wajah, Reviewters sampai lupa kalau ini film Marvel. Ia benar-benar terlihat seperti karakter film horor klasik.

America Chavez membawa energi baru. Meski perannya belum digali maksimal, ia memberi harapan akan adanya generasi pahlawan muda yang segar.

Wong tetap menjadi "penjaga moral" dan sumber humor ringan yang menyelamatkan beberapa adegan serius dari kesan terlalu tegang.

Apa yang Membuat Film Ini Kuat

  • Elizabeth Olsen – Sulit membayangkan film ini tanpa dirinya. Aktingnya luar biasa, penuh emosi, dan intens.
  • Nuansa horor segar – Sentuhan Raimi membuat film ini terasa berbeda dari film MCU lain.
  • Visual kreatif – Pertarungan musik, eksplorasi dimensi, dan efek sihir membuat film ini tetap menyenangkan ditonton di layar lebar.
  • Berani ambil risiko – Marvel biasanya main aman, tapi kali ini mereka keluar dari zona nyaman.

Titik Lemah yang Mengganggu

  • Cerita yang terlalu padat – Banyak penjelasan soal multiverse dilempar begitu saja tanpa cukup waktu mencerna.
  • Durasi yang singkat – Dengan ide sebesar multiverse, film ini seharusnya punya ruang lebih panjang.
  • Subplot yang setengah matang – Hubungan Strange dan Christine bisa digali lebih emosional, tapi hanya muncul sekilas.
  • Tidak ramah untuk penonton baru – Kalau belum menonton WandaVision, sebagian besar motivasi Wanda akan terasa janggal.

Reaksi Penonton dan Kritikus

Ketika Reviewters menonton di bioskop, reaksi penonton bercampur. Ada yang terkesima dengan gaya horor yang segar, ada juga yang keluar studio dengan wajah bingung karena alurnya terasa terlalu rumit. Kritikus pun terbagi dua: sebagian memuji keberanian Marvel, sebagian lagi menganggap film ini berantakan.

Namun, satu hal yang hampir semua sepakat: aksi Tom Cruise di Top Gun: Maverick rilis di tahun yang sama lebih "aman", sementara Doctor Strange benar-benar nekat keluar dari formula. Jadi, kalau bicara soal keberanian, Marvel patut diacungi jempol.

Kesimpulan

Review Film Doctor Strange in the Multiverse of Madness

Doctor Strange in the Multiverse of Madness bukanlah film Marvel paling mudah dinikmati semua orang. Tapi justru di situlah daya tariknya. Ada rasa horor, ada drama keluarga, ada pertarungan visual yang imajinatif, semuanya dibungkus dalam durasi dua jam lebih yang padat.

Film ini memang tidak sempurna. Beberapa plot terasa terburu-buru, dan eksposisi multiverse bisa membuat penonton baru garuk kepala. Tetapi, jika kamu terbuka dengan eksperimen, film ini memberi pengalaman berbeda dari film superhero biasanya.

Bagi Reviewters pribadi, kehadiran Wanda sebagai Scarlet Witch adalah highlight yang sulit dilupakan. Sementara Strange semakin terasa manusiawi, bukan sekadar "penyihir arogan". Dan tentu saja, Sam Raimi berhasil membuktikan bahwa gaya horor bisa hidup di bawah bendera Marvel.

Apakah film ini layak ditonton? Ya. Apakah semua orang akan menyukainya? Belum tentu. Tapi bukankah itu justru menarik? Karena film yang benar-benar berani biasanya memang memicu perdebatan.

FAQ – Doctor Strange in the Multiverse of Madness

1. Film ini tentang apa sih?
Jadi, film ini lanjutan dari Doctor Strange pertama. Kisah Strange makin menegangkan saat ia berhadapan dengan kekacauan multiverse, sekaligus melindungi America Chavez yang punya kekuatan langka menjelajah antar dimensi.

2. Siapa yang jadi sutradara?
Yang duduk di kursi sutradara kali ini Sam Raimi, sutradara legend yang dulu bikin trilogi Spider-Man versi Tobey Maguire.

3. Bedanya sama film Marvel lain apa?
Kalau biasanya Marvel identik dengan aksi seru dan humor, di film ini nuansanya agak beda. Ada bumbu horor dan tone gelap khas Sam Raimi, jadi rasanya lebih tegang.

4. Jalan ceritanya gimana?
Intinya Strange lagi berusaha jaga America Chavez dari ancaman gede. Masalah jadi makin berat ketika lawan utama ternyata Wanda, sang Scarlet Witch, yang tengah tersesat oleh ambisi dan rasa kehilangan.

5. Pemain utamanya siapa aja?
  • Benedict Cumberbatch jadi Doctor Strange
  • Elizabeth Olsen jadi Wanda / Scarlet Witch
  • Xochitl Gomez jadi America Chavez
  • Benedict Wong jadi Wong
6. Cocok buat ditonton semua umur nggak?
Ratingnya PG-13, jadi masih aman buat remaja. Tapi karena ada adegan horor-horornya, lebih enak kalau anak kecil nonton ditemenin orang tua.

7. Gimana respon penonton?
Banyak yang suka karena Marvel berani coba hal baru, tapi ada juga yang bilang ceritanya agak ngebut dan nggak semua bagian dapet porsi pas.

8. Ada post-credit scene nggak?
Ada dong, dua malah. Jadi jangan buru-buru keluar bioskop, karena ada bocoran untuk cerita MCU selanjutnya.

9. Kenapa dibilang Marvel lagi coba jalur baru?
Soalnya film ini jelas beda vibe. Nggak cuma penuh aksi, tapi juga gelap, misterius, bahkan horor ala Sam Raimi.
Posting Komentar