Review Film Panji Tengkorak (2025): Animasi Aksi Kelam Penuh Tragedi
%20Animasi%20Aksi%20Kelam%20Penuh%20Tragedi.jpg)
Eh, kamu udah denger belum? Panji Tengkorak (2025) akhirnya tayang di bioskop Indonesia! Film animasi garapan Falcon ini ngehidupin lagi komik pendekar legendaris yang hits di era 70–90an. Kali ini, sosok Panji Tengkorak disuarain sama Denny Sumargo, bareng pengisi suara keren lainnya kayak Donny Damara, Aghniny Haque, Nurra Datau, sampai Cok Simbara.
Dari pas trailernya rilis aja udah rame jadi bahan obrolan, lho. Bukan cuma karena vibes nostalgia, tapi juga karena film ini berani nampilin aksi laga yang berdarah dan cerita yang lumayan kelam. Jadi penasaran kan gimana serunya? Yuk, simak ulasan lengkapnya!
1. Aksi Seru dengan Cerita Penuh Tragedi
.jpg)
Eh, kalian udah tau belum? Ada kabar soal pendekar sakti yang menguasai ilmu hitam. Katanya sih, dia pernah ngelumpuhin satu desa sendirian! Warga sekitar sampai nyebut dia “iblis dari selatan”. Tapi nama aslinya lebih terkenal Panji Tengkorak!
Dari awal film, kita langsung diajak nyemplung ke dunia suram Panji. Rasanya kayak nonton tragedi Yunani penuh dendam, kutukan, pengkhianatan, dan pergulatan batin si pendekar. Gaya animasi 2D-nya juga unik, bikin kita keinget sama Avatar: The Last Airbender atau kartun klasik Indonesia, jadi setiap adegan berantem terasa makin hidup dan ekspresif.
Setiap pertarungan ditampilkan dengan energi yang bener-bener ngegas dan lumayan brutal. Ada momen seru di mana pukulan pamungkasnya divisualisasikan kayak panel komik hitam putih, keren banget! Bagian-bagian laga ini sukses ngehadirin vibe komik aslinya tanpa kehilangan kesan puitis dan kelam. Di sini, nggak ada karakter yang sepenuhnya baik atau jahat.
Baca Juga: KPop Demon Hunters Jadi Fenomena Global yang Menggebrak Netflix
2. Rating 13+ tapi Penuh Adegan Sadis
.jpg)
Bayangin, meski dikasih rating 13+, Panji Tengkorak tetap berani tampil penuh adegan sadis dari potongan tubuh, semburan darah, sampai efek visual yang vibe-nya mirip horor ala Junji Ito. Jelas banget kalau film ini bukan tontonan bocil.
Kelihatan juga kalau sutradara dan tim animasinya memang nge-target penonton remaja sampai dewasa, apalagi yang dulu besar bareng komik atau animasi laga klasik.
Di balik semua adegan penuh darah itu, tiba-tiba ada selipan lagu Bunga Terakhir yang dinyanyiin Iwan Fals bareng Isyana Sarasvati. Sayangnya, penempatan musik latarnya kadang terasa agak janggal. Di awal film, BGM nyaris nggak berhenti sama sekali. Terus pas pertarungan pamungkas, tiba-tiba lagu Bunga Terakhir muncul, padahal menurutku bakal lebih pas kalau diputer pas kredit penutup.
3. Worth it Nggak Buat Ditonton?
.jpg)
Menurutku, Panji Tengkorak jadi bukti kalau animasi lokal bisa tampil serius dengan kualitas yang oke banget. Memang ada beberapa minus, misalnya musik latar yang kadang nggak nyambung sama suasana dan adegan kilas balik yang terasa terlalu padat. Tapi secara keseluruhan, ini tetap karya anak bangsa yang layak banget diapresiasi.
Kalau kamu nyari tontonan santai buat keluarga, mungkin film ini bakal terasa terlalu keras. Tapi kalau pengen ngerasain animasi lokal dengan vibe pertarungan ala anime, cerita gelap penuh tragedi, plus nostalgia dari komik legendaris, film ini wajib masuk list nontonmu. Mulai tayang di bioskop tanggal 28 Agustus 2025, jadi siap-siap aja!
Baca Juga: Review Film Jumbo, Animasi Indonesia yang Bikin Bangga
FAQ – Panji Tengkorak (2025)
1. Kapan tanggal rilis film ini?
Film Panji Tengkorak tayang di bioskop seluruh Indonesia mulai 28 Agustus 2025.
2. Siapa saja pengisi suara utamanya?
Denny Sumargo mengisi suara Panji Tengkorak, bersama Donny Damara, Aghniny Haque, Nurra Datau, dan Cok Simbara.
3. Film ini cocok untuk usia berapa?
Meskipun mendapat rating 13+, film ini menampilkan adegan aksi dan gore yang cukup intens, sehingga lebih pas untuk remaja dan dewasa.
4. Apa keunikan film ini dibanding animasi lokal lain?
Menggabungkan animasi 2D bergaya klasik dengan cerita kelam penuh tragedi, film ini menghadirkan pertarungan ala anime dan nuansa komik legendaris era 70–90an.
5. Apakah film ini cocok untuk ditonton keluarga?
Jika mencari tontonan ringan keluarga, mungkin terlalu keras. Namun bagi pecinta animasi laga dan penggemar komik klasik, film ini sangat direkomendasikan.