BREAKING NEWS

Reza Rahadian Persembahkan Pangku, Cerita Hangat Tentang Ibu

Reza Rahadian Persembahkan Pangku, Cerita Hangat Tentang Ibu
Sumber: IMDb.com

Jadi, habis tayang perdana di Busan International Film Festival (BIFF) 2025, film pertama yang disutradarai Reza Rahadian dan juga jadi debut dari rumah produksi Gambar Gerak judulnya Pangku bakal rilis resmi di bioskop-bioskop Indonesia mulai 6 November 2025. Ceritanya sendiri ngangkat kisah perjuangan seorang ibu, dikemas dengan cara yang sederhana tapi ngena banget. Nggak dibuat rumit, tapi justru terasa dekat dan bisa dirasain semua orang.

Film ini ngikutin perjalanan Sartika (diperankan oleh Claresta Taufan), perempuan yang lagi hamil besar dan lagi berjuang nyari kerjaan. Takdir kemudian mempertemukannya dengan pasangan lanjut usia, Maya (Christine Hakim) dan Jaya (Jose Rizal Manua). Dari situlah hidup Sartika berubah dia mulai menemukan arti baru dalam hidup, membesarkan anaknya Bayu (Shakeel Fauzi), dan juga bertemu dengan sosok yang jadi cintanya, Hadi (Fedi Nuril), seorang sopir truk ikan.

Film Pangku jadi momen spesial buat Reza Rahadian, soalnya ini adalah debutnya sebagai sutradara. Di film ini, Reza mengangkat kisah tentang seorang ibu tunggal dengan cara yang penuh kasih dan empati. Pengalaman pribadinya selama 38 tahun hidup sebagai anak dari seorang ibu tunggal, ditambah 20 tahun perjalanan kariernya di dunia akting, bikin Reza punya sudut pandang yang sangat dalam tentang sosok seorang ibu. Lewat film ini, dia mencoba mengajak penonton untuk benar-benar merasakan bagaimana beratnya perjalanan seorang ibu yang harus bertahan tanpa banyak pilihan.

Reza sendiri bilang kalau inspirasi cerita Pangku datang dari ibunya. “Kisah film ini sebenarnya berangkat dari pengalaman pribadi saya bersama ibu, bagaimana saya tumbuh besar hanya dengan beliau. Dari sanalah semuanya dimulai. Film ini saya buat sebagai bentuk penghormatan dan cinta untuk ibu saya,” ungkap Reza. Ia juga menambahkan, “Setelah lebih dari dua dekade di dunia film, saya merasa perlu menantang diri sendiri lagi dan mencari ruang baru untuk berkembang. Menyutradarai film sudah lama jadi impian saya, dan akhirnya bisa terwujud lewat Pangku.”

Film Pangku ini diproduseri oleh Arya Ibrahim dan Gita Fara, dengan Melyana Tjahjadikarta sebagai produser eksekutif. Skenarionya ditulis bareng-bareng oleh Reza Rahadian dan Felix K. Nesi. Deretan pemainnya juga nggak main-main ada Claresta Taufan, Fedi Nuril, Christine Hakim, Shakeel Fauzi Aisy, Jose Rizal Manua, Devano Danendra, Kaan Lativan, Reza Chandika, Lukman Sardi, Nazira C. Noer, Galabby Thahira, Tj Ruth, Happy Salma, Nai Djenar Maesa Ayu, Iswadi Pratama, Nusa Kalimasada, Heliana Sinaga, Rizky Langit, dan Demi Medina. Komplit banget, kan?

Baca Juga: The Boys Taklukkan Marvel & DC Lewat Dua Rekor Dunia Guinness

Menurut sang produser, Gita Fara, film ini punya pesan yang kuat banget. Katanya, “Pangku itu bicara tentang sosok ibu terutama mereka yang harus berjuang sendirian dan bekerja lebih keras dari siapa pun. Film ini saya tujukan buat semua orang yang sedang berjuang di hidupnya, meski tanpa banyak pilihan. Kadang hidup memang harus dijalani apa adanya ada susah, ada senang dan dua-duanya layak disyukuri.”

Penampilan Claresta Taufan dan Christine Hakim di film Pangku benar-benar mencuri perhatian. Akting keduanya sampai berhasil mengantarkan mereka masuk nominasi Piala Citra FFI (Festival Film Indonesia) 2025 Claresta untuk kategori Pemeran Utama Perempuan Terbaik, dan Christine untuk Pemeran Pendukung Perempuan Terbaik. Chemistry mereka di layar terasa begitu kuat; hubungan ibu dan anak yang digambarkan terasa nyata, tanpa perlu dibuat-buat atau terlalu dramatis. Justru dari kesederhanaan itulah emosi film ini terasa dalam dan tulus.

Claresta sendiri bilang kalau Pangku adalah film yang sangat jujur. “Buatku, film ini memotret kehidupan masyarakat Indonesia, khususnya di daerah Pantura, dengan cara yang apa adanya. Waktu memerankan Sartika, aku merasa nggak perlu berusaha ‘menyedihkan’ karakternya atau membuat semuanya terlihat indah. Justru kejujuran itulah yang bikin film ini dekat dengan penonton,” cerita Claresta. “Dan menariknya, penonton internasional yang nonton Pangku di Busan pun bisa ikut merasakan hal yang sama.”

Claresta juga cerita soal salah satu tantangan terbesar yang dia alami selama proses syuting. “Secara teknis, adegan paling menantang buatku itu waktu harus menarik gerobak,” katanya sambil tertawa. “Karena adegannya diambil dalam satu kali pengambilan gambar alias one-shot, sementara jalanannya berbatu banget. Jadi susah banget ngontrol gerakannya. Buat adegan itu aja, kami sampai ngulang sekitar sebelas kali.”

Selain akting yang kuat, ada hal lain yang bikin Pangku makin spesial film ini memakai lagu “Rayuan Perempuan Gila” dari Nadin Amizah sebagai soundtrack utamanya. Menariknya, Pangku jadi satu-satunya film yang mendapat izin resmi untuk menggunakan lagu itu, padahal banyak banget proyek lain yang sebelumnya pengin pakai. Lagu ini sendiri menambah lapisan emosi yang lebih dalam buat karakter Sartika, memperkuat sisi lembut sekaligus rapuh dari perjalanan hidupnya di film ini.

Baca Juga: Kisah Nyata Bryony Tyrell Diangkat ke Layar Lewat “Killa Bee”

Selain lagu “Rayuan Perempuan Gila” dari Nadin Amizah, film Pangku juga menghadirkan lagu legendaris “Ibu” milik Iwan Fals sebagai bagian dari original soundtrack-nya. Yang bikin spesial, Iwan Fals secara khusus merekam ulang lagu tersebut hanya untuk film ini. Sentuhan suara khas Iwan yang hangat dan penuh makna membuat film Pangku terasa semakin emosional, apalagi dengan tema besarnya yang memang tentang perjuangan seorang ibu.

Prestasi Pangku juga nggak main-main. Film ini sebelumnya sudah menang empat penghargaan di Busan International Film Festival (BIFF) 2025, dalam kompetisi program Vision Asia. Penghargaan yang diraih antara lain KB Vision Audience Award, FIPRESCI Award, Bishkek International Film Festival–Central Asia Cinema Award, dan Face of the Future Award.

Nggak berhenti di situ, di ajang Festival Film Indonesia (FFI) 2025, Pangku berhasil mengantongi tujuh nominasi Piala Citra. Kategorinya meliputi:

  • Film Cerita Panjang Terbaik
  • Pemeran Utama Perempuan Terbaik (Claresta Taufan)
  • Pemeran Pendukung Perempuan Terbaik (Christine Hakim)
  • Penulis Skenario Asli Terbaik (Reza Rahadian & Felix K. Nesi)
  • Penata Artistik Terbaik (Eros Eflin)
  • Penyunting Gambar Terbaik (Ahmad Fesdi Anggoro)
  • Penata Musik Terbaik (Ricky Lionardi)

Dengan kombinasi musik yang menyentuh, cerita yang kuat, dan deretan prestasi membanggakan, Pangku benar-benar jadi salah satu film Indonesia yang paling dinantikan tahun ini.

Pangku adalah salah satu film Indonesia yang berhasil mencuri perhatian, baik di kancah internasional maupun dalam negeri. Dengan cerita yang sederhana tapi menyentuh, film ini menghadirkan kehangatan dan kejujuran yang jarang ditemui membuat siapa pun yang menontonnya bisa merasa dekat dengan kisahnya.

Film Pangku mulai tayang di jaringan bioskop seluruh Indonesia pada 6 November 2025. Buat kamu yang penasaran dengan kisahnya atau ingin tahu update terbarunya, jangan lupa ikuti akun media sosial resmi film Pangku supaya nggak ketinggalan kabar terbaru dan keseruannya.

Sinopsis

Sartika (Claresta Taufan) adalah seorang perempuan muda yang tengah mengandung dan memutuskan meninggalkan kota asalnya. Dengan segala keberanian yang tersisa, ia berharap bisa memulai hidup baru dan memberikan masa depan yang lebih baik bagi anak yang dikandungnya.

Dalam perjalanan hidupnya, Sartika bertemu Maya (Christine Hakim), seorang pemilik kedai kopi di kawasan Pantura. Maya yang berhati hangat kemudian menampung Sartika dan merawatnya hingga proses persalinan tiba. Setelah sang bayi lahir, Maya menawarkan Sartika pekerjaan di kedai kopinya menyuguhkan kopi kepada para pelanggan dengan cara yang tak biasa: sambil memangku mereka.

Di tengah rutinitas itu, Sartika berkenalan dengan Hadi (Fedi Nuril), seorang sopir truk pengantar ikan yang sederhana namun tulus. Pertemuan mereka perlahan membuka harapan baru dalam hidup Sartika. Namun, di balik setiap kebahagiaan, ada masa lalu dan pilihan yang harus dihadapi. Mampukah Sartika akhirnya menemukan arti kebahagiaan sejati yang selama ini ia cari?

Posting Komentar