BREAKING NEWS

Review F9 Saat Dom Toretto Harus Lawan Adik Sendiri

Review F9: Saat Dom Toretto Harus Lawan Adik Sendiri
Sumber: IMDb.com

Sejujurnya, dari awal aku nggak pasang ekspektasi tinggi waktu nonton Fast & Furious 9 (F9: The Fast Saga). Soalnya ya udah bisa ditebak, pasti bakal penuh adegan balapan keren dan aksi yang heboh kayak seri-seri sebelumnya.

Tapi tetap aja, aku sempat berharap jalan ceritanya kali ini bisa lebih berkesan. Sebelum nonton, aku sempat baca-baca dulu sedikit tentang sinopsis F9, biar ada gambaran ceritanya.

Di seri kali ini, ceritanya fokus ke Dominic Toretto (Vin Diesel) dan adiknya, Jakob Toretto (John Cena). Dua kakak beradik berotot ini akhirnya dipertemukan lagi, dan jujur aja, sebelum nonton gala premier-nya di XXI minggu lalu, aku udah kebayang bakal ada adu fisik yang gila-gilaan.

Jakob sendiri digambarin sebagai lawan paling kuat yang pernah dihadapi Dom selama seri Fast & Furious. Jadi, bisa dibilang konflik mereka ini jadi pusat perhatian di filmnya.

Baca Juga: Review Top Gun: Maverick: Aksi Dogfight Ganas dan Nostalgia 80-an

Bagian awal film dibuka dengan flashback ke masa lalu, waktu Dom dan Jakob masih kerja bareng sebagai mekanik buat ayah mereka, Jack Toretto yang juga seorang pembalap Nascar.

Di adegan itu, Jack mengalami kecelakaan tragis di lintasan. Mobilnya sempat tersenggol dari belakang sama pembalap lain, terus terpental dan akhirnya terbakar. Kejadian itu pun jadi akhir yang menyedihkan buat Jack.

Dom jelas kelihatan terpukul banget setelah kecelakaan yang merenggut nyawa ayahnya. Tapi beda sama Jakob wajahnya datar, nggak kelihatan sedih, cuma bengong di garasi sambil lihat mobil ayahnya yang kebakar.

Setelah itu, ceritanya lompat ke masa kini. Dom sekarang hidup damai bareng istri dan anaknya di pedesaan. Dia udah ninggalin dunia balapan dan misi-misi berbahaya, memilih hidup tenang jauh dari hiruk pikuk kota dan kejar-kejaran mobil.

Kehidupan tenang Dom tiba-tiba terganggu waktu mantan rekan timnya, Roman Pearce (Tyrese Gibson), datang ke rumahnya. Roman ngasih kabar kalau pesawat milik Mr. Nobody yang membawa Cipher (Charlize Theron) jatuh entah di mana.

Dom dan istrinya pun akhirnya diminta buat turun tangan lagi, ikut dalam misi menemukan Cipher sekaligus mencari alat bernama Ares teknologi super canggih yang konon ada di reruntuhan pesawat itu.

Awalnya, Dom sempat menolak buat ikut. Dia udah janji sama dirinya sendiri buat nggak terlibat lagi dalam urusan misi atau hal-hal yang berhubungan sama Mr. Nobody. Tapi Letty (Michelle Rodriguez), istrinya, nggak bisa tinggal diam. Dia malah bersikeras buat ikut ke lapangan. Akhirnya, Dom luluh juga dia memutuskan buat nyusul Letty dan bantuin tim di misi itu.

Baca Juga: Review Film Bad Times at the El Royale: Misteri dan Kekacauan

Pertarungan Kakak-Adik di Jalanan Cepat

Misi utama mereka kali ini adalah ngambil setengah bagian teknologi rahasia yang disembunyikan di pesawat Mr. Nobody. Tapi tentu aja nggak semudah itu tiba-tiba muncul sekelompok orang lain yang juga ngincer barang yang ternyata bernama Ares, teknologi canggih yang bisa ngacauin dunia kalau jatuh ke tangan yang salah.

Dalam kejar-kejaran penuh aksi dengan mobil super cepat, Dom tiba-tiba ngelihat wajah yang nggak asing Jakob. Ternyata adiknya sendiri yang jadi pemimpin kelompok musuh itu.

Di sinilah Dom sadar kalau lawan yang harus dia hadapi kali ini bukan cuma orang jahat biasa, tapi keluarganya sendiri. Dari sinilah juga terungkap fakta lama kecelakaan ayah mereka dulu ternyata bukan murni insiden, tapi karena mesin mobil disabotase oleh Jakob. Dom baru tahu hal itu setelah sempat masuk penjara gara-gara mukulin rival balap ayahnya waktu dulu.

Dendam lama itu masih terus Dom simpan dalam hatinya. Apalagi sekarang dia harus berhadapan langsung sama Jakob adik yang dulu bikin luka masa lalunya dan sekarang juga ngincer teknologi Ares.

Baca Juga: Review Kisah Epik Jack Sparrow di At World’s End

Yang bikin makin menarik, film ini juga menampilkan kembalinya Han, karakter dari Tokyo Drift. Kehadirannya benar-benar bikin penonton kaget, soalnya selama ini Han dikira udah meninggal dalam kecelakaan.

Sekarang, Han yang udah lebih tua balik lagi dan berdiri di pihak Dom. Ternyata, dia punya hubungan erat sama proyek Ares. Anak angkatnya seorang cewek muda yang jago bela diri adalah anak kandung dari dua ilmuwan Jepang yang menciptakan teknologi itu. Bersama Dom dan timnya, mereka akhirnya kerja bareng buat nyelesaiin misi besar ini.

Seperti yang udah bisa ditebak, Fast & Furious 9 tetap ngasih tontonan penuh aksi gila khas franchise ini. Salah satu yang paling seru adalah teknologi magnet super kuat yang bikin kekacauan pas adegan kejar-kejaran antara tim Toretto dan kelompok penjahat yang dipimpin Jakob.

Belum cukup sampai situ, ada juga adegan absurd tapi seru banget Dom dan Letty “terbang” pakai mobil buat nyebrangin jurang lebar, cuma bermodal kawat baja. Entah gimana, mobil mereka bisa mendarat mulus di seberang tanpa meledak atau ringsek.

Baca Juga: Review Tron: Ares, Ketika Teknologi CGI Jadi Bintang Utama Filmnya

Dan yang paling bikin geleng-geleng kepala Roman dan Tej (Chris “Ludacris” Bridges) beneran pergi ke luar angkasa pakai mobil yang dipasangi roket! Adegan itu benar-benar di luar logika, soalnya mobilnya bisa menembus atmosfer tanpa kebakar. Tapi ya namanya Fast & Furious, makin nggak masuk akal malah makin seru.

Yang bikin makin ngakak, Roman dan Tej cuma pakai pakaian selam waktu ke luar angkasa bukannya baju astronot sungguhan. Adegan itu bener-bener kayak ngejek hukum fisika, tapi ya di dunia Fast & Furious, logika kayaknya udah lama ditinggalin.

Menariknya, F9 kali ini terasa agak beda. Film ini nggak cuma penuh adegan kejar-kejaran dan ledakan, tapi juga lebih banyak ngobrolnya. Beberapa bagian bahkan terasa cukup tenang dibanding seri-seri sebelumnya yang nonstop aksi.

Dan seperti yang bisa ditebak, akhirnya Dom dan Jakob nggak terus-terusan jadi musuh. Setelah saling berhadapan dan ngelewatin banyak hal, mereka akhirnya berdamai juga balik lagi ke tema klasik Fast & Furious keluarga adalah segalanya.

Walaupun banyak adegan yang terasa agak maksa, beberapa momen lucu dan dialog kocak berhasil bikin film ini tetap menghibur. Setidaknya, masih ada hal-hal yang bisa bikin ketawa di tengah cerita yang udah nggak sekencang seri-seri sebelumnya.

Baca Juga: Review Spider-Man: No Way Home – Aksi Seru dan Emosi Menggugah

Vin Diesel sendiri pernah bilang kalau Fast & Furious bakal berakhir dalam dua film lagi. Jadi, mudah-mudahan aja dua seri selanjutnya bisa balik ke vibes lamanya yang lebih greget, lebih berani, dan pastinya bikin penonton deg-degan kayak dulu lagi.

Posting Komentar